Selasa, 07 Maret 2017

Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara

Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara

Sejarawan asal Italia, G. E. Gerinidi dalam bukunya Futher India and Indo-Malay Archipelago, mencatat bahwa sekitar tahun 606-699Mtelah banyak masyarakat Arab, yang bermukim di Nusantara. Mereka masuk melalui Barus danAceh di Swarnabumi utara. Dari sana menyebar ke seluruhNusaantara hingga ke China selatan.
Sekitar tahun 625M, sahabat Rasulullah Ibnu Mas’udbersama kabilah Thoiyk, datang dan bermukim diSumatera. Di dalam catatan Nusantara, Thoiyk disebut sebagai Ta Ce atau Taceh(sekarang Aceh). (Sumber :Akar Melayu, Kerajaan Melayu Islam Terawal di NusantaraKesultanan Majapahit, Realitas Sejarah Yang Disembunyikan [Hermanus Sinung Janutama]).


Berdasarkan catatan-catatan yang ada, mari kita coba mengungkap misteri, siapa sesungguhnyapemeluk Islam pertama asal Tanah Jawi.
1. Penganut Islam pertama, yang berasal dari Nusantara, kemungkinan adalah Para Leluhur Bangsa Aceh, yang ikut serta menghantar Ibnu Mas’ud ra. bersama kabilahnya.
Di dalam buku Arkeologi Budaya Indonesia, karangan Jakob Sumardjo, diperoleh informasi,  berdasarkan catatan kekaisaran Cina, diberitakan tentang adanya hubungan diplomatik dengan sebuah kerajaan Islam Ta Shi di Nusantara.
Bahasa Cina menyebut muslim sebagai Ta Shi. Ia berasal dari kata Parsi Tajik atau kata arab untuk Kabilah Thayk (Thoiyk)Kabilah Thoiyk ini adalah kabilahnya Ibnu Mas’ud r.a, salah seorang sahabat Nabi, seorang pakar ilmu Alquran (Sumber : Arkeologi Semiotik Sejarah Kebudayaan Nuswantara).
aceh1
2. Penguasa Nusantara, yang pertama memeluk Islam adalahRaja Sriwijaya yang bernama Sri Indravarman.
Pada sekitar awal abad ke 8, orang-orang Persia Muslimmulai berdomisili di Sriwijayaakibat mengungsi darikerusuhan Kanton.
Dalam perkembang selanjutnya, pada sekitar tahun 717 M, diberitakan ada sebanyak 35 kapal perang dari dinasti Umayyah berkunjung ke Sriwijaya,  dan semakin mempercepat perkembangan Islam di kerajaan tersebut (Sumber : Sejarah Umat Islam; Karangan Prof. Dr. HAMKA).
Ditenggarai karena pengaruh kehadiran bangsa Persia muslim, dan orang muslim Arab yang banyak berkunjung di Sriwijaya, maka raja Srivijaya yang bernama Sri Indravarman masuk Islam pada tahun 718M (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979).
Sehingga sangat dimungkinkan kehidupan sosial Sriwijayaadalah masyarakat sosial yang di dalamnya terdapatmasyarakat Buddha dan Muslim sekaligus.
Tercatat beberapa kali raja Sriwijaya berkirim surat kekhalifah Islam di Syiria. Bahkan disalah satu naskah surat adalah ditujukan kepadakhalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M) dengan permintaan agar kholifah sudi mengirimkan da’i ke istanaSrivijaya (Sumber : Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nsantara abad XVII & XVIII; Karangan Prof. Dr. Azyumardi Azra MA) (Sumber : Wikipedia : Kerajaan Melayu Kuno dan Hadits Nabi, Negeri Samudra dan Palembang Darussalam).

3. Penduduk pulau Jawa, yang pertama memeluk Islam adalahPangeran Jay Sima (Suku Jawa)dan Rakeyan Sancang (Suku Sunda).
Pangeran Jay Sima…
Hubungan komunikasi antaratanah Jawa dan Jazirah Arab, sudah terjalin cukup lama. Bahkan di awal Perkembangan Islam, telah ada utusan-utusan Khalifah, untuk menemui Para Penguasa di Pulau Jawa.
Pada tahun 654M semasa pemerintahan Khilafah Islam Utsman bin Affan, beliau mengirimkan utusannyaMuawiyah bin Abu Sufyan ketanah Jawa, yakni ke Jepara(pada saat itu namanyaKalingga).
Kalingga pada saat itu, di pimpin oleh seorang wanita, yang bernama Ratu Sima. Dan hasil kunjungan duta Islam ini adalah, Pangeran Jay Sima, putra Ratu Sima dari Kalingga,masuk Islam (Sumber : Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang; Karangan H Zainal Abidin Ahmad, Bulan Bintang, 1979). ( Sumber : Islam di Indonesia dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe)
Rakeyan Sancang…
Mengenai siapa pemeluk Islam pertama di tataran Sunda, menurut Pengamat sejarahDeddy Effendie, adalah seorang Pangeran dari Tarumanegara, yang bernamaRakeyan Sancang.
Rakeyan Sancang disebutkan hidup pada masa Imam Ali bin Abi ThalibRakeyan Sancangdiceritakan, turut serta membantu Imam Ali dalam pertempuran menalukkanCyprus, Tripoli dan Afrika Utara, serta ikut membangunkekuasaan Muslim di Iran, Afghanistan dan Sind (644-650 M) (Sumber : Islam masuk ke Garut sejak abad 1 Hijriah dan Jemaah Haji, Tempo Doeloe).
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan Penambahan
1. Salah satu bukti arkeologis kedatangan Islam di Nusantara pada abad pertama Hijriyah adalah, ditemukan komplek pemakamanMahligai, yang terletak di Kecamatan Barus Induk, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam. Islam di Indonesia diyakini oleh sekitar 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari total jumlah penduduknya. 
Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia hingga bisa mencapai jumlah penganut yang begitu besar itu ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang.Sejarah masuknya Islam ke Indonesiatersebut melalui periodisasi atau pembabakan-pembabakan yang cukup menarik untuk kita ketahui. Seperti apa periodisasi sejarah Islam di Indonesia tersebut, silakan simak pembahasan kami berikut.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan sebetulnya pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

1. Masuknya Islam sejak Abad ke-7 Masehi

Sebagian ahli sejarah menyebut jika sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai sejak abad ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada berita yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari berita tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin hubungan dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7. 
Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya kePulau Jawa

Pada abad ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada abad ke 7 Masehi didasarkan pada berita dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan tentang adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

2. Masuknya Islam sejak Abad ke-11 Masehi

Sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai sejak abad ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di dekat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.

3. Masuknya Islam sejak Abad ke-13 Masehi

Di samping kedua pendapat di atas, beberapa ahli lain justru meyakini jikasejarah masuknya Islam ke Indonesia baru dimulai pada abad ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), berita dari Marocopolo (1292), batu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan berita dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran ajaran tasawuf di Indonesia.

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.

Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah pantai.

Pada akhir abad ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melakukan peran politik. Misalnya, saaat mendukung daerah pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya. 

Menjelang berakhirnya abad ke 13 sekitar tahun 1285 berdiri kerajaan bercorak Islam yang bernama Samudra Pasai. Malaka yang merupakan pusat perdagangan penting dan juga pusat penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan baru dengan nama Kesultanan Malaka.

Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahitmengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar.

Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara damai melalui beberapa saluran berikut:
  1. Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan saluran yang dipilih sejak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
  2. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga akhirnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.
  3. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang agama Islam seperti yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
  4. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
  5. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.
  6. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha.

Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia

Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat karena didukung faktor-faktor berikut :
  1. Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah mengucapkan kalimah syahadat.
  2. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
  3. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
  4. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
  5. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
  6. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan dengan kondisi sosial budaya yang ada.
  7. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.

Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia serta penyebarannya hingga abad ke-13. Simak juga bagaimana sejarah perkembangan Islam di Indonesia dan peta jalur masuknya pada artikel selanjutnya.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia.html?m=1

Mengenal Islam Persis (Persatuan Islam)

Persatuan Islam

Masalah halaman
Untuk kegunaan lain dari Persis, lihat Persis.
Persatuan Islam
Logo persis.jpg
Tanggal pembentukan12 September 1923
JenisOrganisasi
TujuanKeagamaan dan pendidikan (Islam)
Kantor pusatBandungJawa Barat,Indonesia
Wilayah layanan
Indonesia
Ketua Umum
KH. Aceng Zakaria
Situs webwww.persis.or.id
Persatuan Islam (disingkat Persis) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.
Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Organisasi Persatuan Islam telah tersebar di banyak provinsi antara lain Jawa Barat, DKI Jakarta, Riau, dan Gorontalo. Persis bukan organisasi keagamaan yang berorientasi politik namun lebih fokus terhadap Pendidikan Islam dan Dakwah dan berusaha menegakkan ajaran Islam secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan bid'ah yang telah banyak menyebar di kalangan awwam orang Islam.
  • Jam'iyyah Persis berasaskan Islam
  • Jam'iyyah Persis bertujuan terlaksananya syari'at Islam berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.

KelembagaanSunting

  1. Pimpinan Wilayah. Pimpinan Wilayah yang telah didirikan oleh jam'iyyah terdiri dari 16 PW.
  2. Pimpinan Daerah. Dari 16 Pimpinan Wilayah membawahi jalur jam'iyyah sebanyak 62 Pimpinan Daerah.
  3. Pimpinan Cabang. Dari 62 Pimpinan Daerah membawahi 358 Pimpinan Cabang

Lembaga PendidikanSunting

Persatuan Islam yang gerakan utamanya adalah pendidikan telah menyiapkan lembaga-lembaga pendidikan berbasis kepesantrenan sebanyak 230 pesantren.

TokohSunting


Mengenal Islam Muhammadiyah

Muhammadiyah
Muhammad callighraphy
Logo Persyarikatan Muhammadiyah
Tanggal pembentukan8 Dzulhijjah 1330 H /18 November 1912 M
JenisOrganisasi Masyarakat Islam
TujuanKeagamaan, pendidikan, dan sosial
Kantor pusat1. Jl. Cik Dik Tiro, Kota YogyakartaDIYIndonesia
2. Jl. Menteng Raya, Jakarta PusatDKI JakartaIndonesia
Wilayah layanan
Indonesia
Jumlah anggota
50 juta
Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si.
Situs webSitus web resmi Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar diIndonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpanganyang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, di antaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan,melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.

SejarahSunting

Pusat Dakwah Muhammadiyah diJakarta
Pimpinan Pusat Muhammadiyah diYogyakarta
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[1]
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basisdakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan S Parman no 68 Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Mu'allimat Muhammadiyah Yogyakarta khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya skarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung olehPimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat istikharah (Darban, 2000: 34).[2] Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti:YogyakartaSurakartaPekalongan, danPekajangan, sekitar daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Baratdengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh SumateraSulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.

OrganisasiSunting

Jaringan KelembagaanSunting

  1. Pimpinan Pusat, Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta. Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010 - 2015 terdiri dari lima orang Penasihat, seorang Ketua Umum yang dibantu dua belas orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
  2. Pimpinan Wilayah, setingkat Provinsi, terdapat 33 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah.
  3. Pimpinan Daerah, setingkat Kabupaten/Kota.
  4. Pimpinan Cabang, setingkat Kecamatan.
  5. Pimpinan Ranting, setingkat Pedesaan/Kelurahan
  6. Pimpinan Cabang Istimewa, untuk luar negeri.

Pembantu Pimpinan PersyarikatanSunting

  1. Majlis
    • Majelis Tarjih dan Tajdid
    • Majelis Tabligh
    • Majelis Pendidikan Tinggi
    • Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
    • Majelis Pendidikan Kader
    • Majelis Pelayanan Sosial
    • Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
    • Majelis Pemberdayaan Masyarakat
    • Majelis Pembina Kesehatan Umum
    • Majelis Pustaka dan Informasi
    • Majelis Lingkungan Hidup
    • Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
    • Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
  2. Lembaga

Organisasi OtonomSunting

Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu:

Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat MuhammadiyahSunting

Berikut ini adalah daftar Ketua UmumMuhammadiyah:
No.FotoNamaAwalAkhirTempat MusyawarahKeterangan
1.Ahmad dahlan.jpgK.H. Ahmad Dahlan19121923YogyakartaRapat Tahun ke-1
2.K.H. Ibrahim.jpgK.H. Ibrahim19231932YogyakartaRapat Tahun ke-12
3.K.H. Hisyam.jpgK.H. Hisyam19341936YogyakartaRapat Tahun ke-23
4.Mas Mansur.jpgK.H. Mas Mansur19371942YogyakartaRapat Tahun ke-26
5.Ki Bagoes Hadikoesoemo.jpgKi Bagoes Hadikoesoemo19441953YogyakartaMuktamar Darurat
6.Ahmad Rasyid Sutan Mansur.jpgBuya A.R. Sutan Mansur19531959PurwokertoMuktamar Ke–32Muktamar Muhammadiyah ke-32.jpg
7.KH M. Yunus Anis.jpgK.H. M. Yunus Anis19591962PalembangMuktamar Ke–34
8.KH Ahmad Badawi.jpgK.H. Ahmad Badawi19621968JakartaMuktamar Ke–35
9.Fakih usman.jpgKH Faqih Usman19681968PalembangMuktamar Ke–34
10.AR-Fakhruddin.jpgK.H. A.R. Fachruddin19681971Fait Accompli
19711990MakasarMuktamar Ke–38
11.KH A Azhar Basyir.jpgK.H. Ahmad Azhar Basyir19901995YogyakartaMuktamar Ke–42
12.Amien rais.jpgProf. Dr. H. Amien Rais19951998Banda AcehMuktamar Ke–43
13.100pxProf. Dr. KH. Ahmad Syafi'i Ma'arif19982000Sidang Tanwir & Rapat Pleno
20002005JakartaMuktamar Ke–44Muktamar Muhammadiyah ke-44.jpg
14.100pxProf. Dr. KH. Din Syamsuddin, MA20052010MalangMuktamar Ke–45Muktamar Muhammadiyah ke-45.jpg
20102015YogyakartaMuktamar Ke–46Muktamar Muhammadiyah ke-46.jpg
15.Haedar Nashir.jpgDr. KH. Haedar Nashir, M.Si.[3]2015PetahanaMakassarMuktamar Ke–47Muktamar Muhammadiyah ke-47.jpg

Amal UsahaSunting

Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:
  • Pendidikan [4]
    1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
    2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
    3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
    4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak 1143.
    5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah sebanyak 172.
  • Kesehatan:
    1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/ Aisyiyah yang terdata sejumlah 72 [5].
    2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
    3. Balai Kesehatan Masyarakat
    4. Balai Pengobatan
    5. Apotek
  • Sosial
    1. Panti Asuhan Yatim
    2. Panti Jompo
    3. Balai Kesehatan Sosial
    4. Panti Wreda/ Manula
    5. Panti Cacat Netra
    6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)
    7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
    8. Rehabilitasi Cacat
    9. Sekolah Luar Biasa
    10. Pondok Pesantren