Pendahuluan :
Kadang dalam benak kita selama ini jika berbicara atau menemui kalimat yg berbunyi “ISLAM”,maka langsung berpikiran bahwa itu adalah “HANYA SALAH SATU AGAMA DIANTARA BANYAK AGAMA”,padahal hakekat “ISLAM” tidaklah sesebatas itu.
Maka,jika kita membicarakan “ISLAM” hanya berkisar dan berdasar pada “PENGAKUAN AGAMA YANG DIANUT”,maka makna hakekat Islamyg lebih luas dan dalam tak akan pernah dipahami oleh umat manusia.
Sebab manusia itu cenderung execlusive/menutup diri dg ajaran/doktrin dari agama lain yg diluar keyakinannya,karena factor cukup mengikuti agama orang tua turun temurun:
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.
(QS. 2. Al Baqarah:170) dan (QS.5. Al Maa’idah:104)
Maka,mari kita memahami Islam dari sudut/ aspek Keagungan Tuhan Penguasa Semesta Alam/global,sehingga membuat orang lain yg tidak mengenal ISLAM menjadi mau memahami Islam tanpa harus memaksakan mereka untuk keluar dari keyakinan agama yg mereka anut,sebab keyakinan agama yg dianut oleh seseorang adalah merupakan pilihan bagi manusia itu sendiri.
Maka penjabaran “ISLAM” itu terbagi dalam 2 (dua) hakekat :
1.Islam sebagai NILAI SIFAT (VALUE) KEMAHA BENARAN TUHAN.
2.Islam sebagai PEDOMAN DALAM BERAGAMA.
I.HAKEKAT MAKNA ISLAM DARI ASPEK NILAI SIFAT (VALUE):
– Islam berasal dari kata salamdan aslama, Al-Istislamu (berserah diri),
– Salam bermakna Selamat, Sejahtera, Harmoni dan aman damai,manakala semua makhluk ciptaan-Nya bersikap laku,”Aslama” yg bermakna dengan kerelaan hati,penyerahan diri ,tunduk dan patuh kepada kekuasaan dan perintah Tuhan.
-Orang-orang banyak yg menjadi pelakunya disebut “Muslim” =(orang-orang yang tunduk dan patuh kepada perintah Tuhan).
Oleh krn itu dari hakekat Nilai-nilai Islam inilah maka semua makhluk hidup ciptaan Tuhan adalah “MUSLIM” termasuk juga alam semesta,langit,bumi,galaxy,planet,matahari, bulan, bintang, hewan dan juga tumbuhan,krn mereka telah tunduk dan patuh pada ketetapan/kekuasaan/perintah Tuhannya.
Maka,ketika ada manusia ,golongan.institusi,lembaga yg entah apapun orientasi dan agamanya,jika melakukan laku perbuatan yg baik dari sisi-sisi nilai-nilai Islam tersebut diatas,maka perbuatan itu termasuk dalam katagori “PERBUATAN YG ISLAMI”
Dan setiap hasil perbuatan yg Islami maka akan membuahkan hasil yg bernilai Islami pula.Sebab nilai-nilai Islami tersebut pada hakekatnya tercetus dan tergerak karena Kemaha Benaran,Keagungan,kebesaran dan kekuasaan Tuhan yg Maha Islami yg merupakan manifestasi dari citra Dzat-Nya Yang Maha As-Salam/ The Kindes & Blessing(Kebaikan dan kesejahteraan)dan Dzul Jalaali Wal Ikraam / The Lord of Majesty and Generosity (Yang Memiliki Mutlak sifat Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan).
Kebalikan dari sifat “MUSLIM” ini disebut “KAFIR”,karena ingkar atau tidak patuh dan tunduk kepada ketetapan/perintah Sang Penciptanya.
II.HAKEKAT MAKNA ISLAM DARI ASPEK SEBAGAI PEDOMAN AGAMA :
Jika seluruh alam semesta telah menjadi Islam karena telah patuh dan tunduk pada kekuasaan dan perintah-Nya tersebut,maka demikian juga dengan manusianya akan masuk ke dalam criteria Golongan Islam manakala ia melakukan sikap PATUH DAN TUNDUK / BERSERAH DIRI pada nilai-nilai Islam.
Oleh karena buah daripada nilai-nilai Islam ini adalah KEDAMAIAN,KESEJAHTERAAN DAN KEABADAIAN,maka begitulah mengapa Adam dan Hawa menempati derajat kehidupan yg tinggi yakni damai,sejahtera dan abadi di kerajaan syorga-Nya,
Disebabkan krn di kerajaan syorga-Nya tidak ada sifat “KEINGKARAN DAN KEFASIKAN”.
Maka pada ketika terjadi sebuah peristiwa dimana Adam dan Hawa melakukan perbuatan “TIDAK TUNDUK/TIDAK ISLAM” (melanggar perintah Tuhan utk tidak memakan buah Quldy),maka menjadikan derajat kedamaian,kesejahteraan dan keabadian Adam dan Hawa di tempat yg mulia itu menjadi luntur (turun derajat),sehingga mereka terusir dari syorga-Nya itu,dg diturunkannya ke bumi (dunia) sbg symbol dimensi alam penyaringan/pelebur dosa.
Maka,menjadilah Adam dan Hawa sebagai manusia yg pertama kali mendiami planet bumi (dunia).
Adam dan Hawa sadar serta menerima konsekuensi ini,sehingga mereka ingat betul posisi mereka hidup di alam dunia yakni “UNTUK MENEBUS KESALAHANNYA” agar mendapatkan kembali derajatnya sbg “AL-MUSLIM” (hamba yg tunduk dan berserah diri).
Sehingga hari-hari kehidupan Adam dan Hawa dilalui dg selalu beristighfar (memohon ampunan kpd Sang Penciptanya)
Tangisan Adam dan Hawa yg penuh memelas dlm sesal ini terkenal dg senandungnya :
“Robbana Ya Robbana…Robbana Dzolamna Anfusana…Fainlam Taghfirlana…Watarhamna lana kunana minal khosirin…”
Translit :
“Ya Alloh ya Tuhanku…kami telah menganiaya diri kami sendiri…jikalau Engkau tiada mengampuni kami,maka sesungguhnya kami adalah termasuk golongan orang-orang yang merugi…”(QS.7. Al A’raaf:23)
Maka Tuhanpun Maha Kasih dan Penerima Taubat hambanya,hingga Tuhan berpesan pada Adam dan Hawa untuk sabar menjalani hidup dibumi sampai batas waktu tertentu,dan Tuhan beri wasiat padanya dan untuk anak keturunannya agar selalu mengikuti Petunjuk-Nya yg datang.(petunjuk dimaksud=pedoman nilai-nilai Islam).
“Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”.(QS.20. Thaahaa:123)
Dan Adam Hawapun menjalani hidup hingga masa 1000 tahun dengan menghasilkan anak keturunan yg banyak dan berkembang biak.
Namun dari anak keturunannya itu lambat laun melupakan akan sambung ingatan riwayat Bapaknya,sehingga saling menyimpang dari pedoman/ajaran murni Moyangnya,kemudian menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,kemudian semakin jauh dari akar doktrin ajaran moyangnya yg ber-TAUHID/Monotheisme.
Sehingga lambat laun membuat agama/sekte baru,menurut rekaan dan karangan angan masing-masing tetuanya/leluhurnya/kepala sukunya…
Maka karena Tuhan melihat bhw umat manusia anak keturunan Adam masih memiliki insting “MENYEMBAH KEPADA TUHAN”,namun dg cara semakin salah dan malah keluar dari rel TAUHID/MONOTHEISME, yakni malah bersifat “MENYEKUTUKAN TUHAN”,dg menyembah berhala,membuat tandingan-tandingan kekuasaan Tuhan,menyembah leluhur-leluhurnya,benda-benda,dsb.
Maka,Tuhanpun tak berkehendak diam,Dia mengikuti apa yg menjadi insting manusia yg ingin menyembah Tuhan yakni diturunkannyalah suatu petunjuk agar manusia menyembah dg benar,maka diutusnyalah para Nabi,
Maka setelah Adam,Tuhan mengutus Nabi Idris AS utk mengembalikan umat manusia keturunan Adam supaya kembali kpd Agama murni moyangnya,maka ketika itulah dikenal adanya turunnya wahyu dari Tuhan bagi Nabi,
Dengan wahyu itu membawa sebuah petunjuk,dan petunjuk itu hadir dlm lembar-lembar ( Shuhuf),yg kemudian menjadi sebuah “PEDOMAN”,kemudian pedoman itu menjadi sebuah tuntunan baku yg disebut sebagai “AGAMA”,dg tujuan memberi peringatan dan sebagai pedoman kepada para anak keturunan Adam yang menyimpang dari ajaran asal moyangnya itu untuk kembali kepada agama yg murni dan benar.
Maka pada saat itulah ketika umat-umat anak keturunan Adam memiliki banyak agama dan kepercayaan sesembahan,setelah diutusnya Sang Rasul dari golongan mereka sendiri,mereka akhirnya banyak yg kembali beragama dg benar.
Kemudian Tuhan menamakannya agama “ISLAM/MUSLIMIN” (kembali pada keselamatan).
Namun lambat laun menyimpang lagi seiring dg beranak pinaknya keturunan Nabi Idris,lupa lagi,melenceng lagi dari nilai-nilai Islam/Tauhid/Monotheisme.
Kembali Tuhan turunkan Nabi berikutnya,yakni Nuh AS,
Demikian juga lambat laun menyimpang lagi,lupa lagi,melenceng lagi dari nilai-nilai Islam/Tauhid/Monotheisme,maka kali ini Tuhan membasmi umat manusianya yg ingkar dg bencana mega Tsunami/banjir bandang yg menenggelamkan hampir seluruh daratan bumi.
Setelah Nuh AS,Tuhan kirimkan lagi utusan-Nya yg lain berikutnya,hingga Nabi Ibrahim,Musa,dan Isa AS untuk kembali memberi peringatan kepada para anak keturunannya yang menyimpang dari ajaran asal moyangnya itu agar kembali kepada agama murni moyangnya. Maka demikianlah Tuhan menamakannya agama “ISLAM/MUSLIMIN” (kembali pada keselamatan).
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : ‘Sesungguhnya aku menyatakan lepas diri dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah menciptakanku, kerena sesungguhnya Dia akan memberiku petunjuk. ‘Dan (Ibrohim) mejadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka senantiasa kembali (kepada tauhid).”(Az-Zukhruf: 26-28).
Roda waktu terus berlalu melintas zaman,maka setiap Nabi yg diutus pada setiap masanya berlalu masa yg panjang,maka setiap kurun laun itulah anak keturunan/umat-umatnya lambat laun menyimpang lagi,lupa lagi,melenceng lagi dari nilai-nilaiIslam/Tauhid/Monotheisme yg murni,merubah-rubah ayat kitab suci dan menyembunyikan ayat yg lain,cenderung men-Tuhankan Ulama-ulamanya/tetua-tetua adat/kepala-kepala sukunya masing-masing,.
(Dari riwayat : Umat Nabi Nuh,yg beriman hanya 40 orang,Nabi Musa hanya 200 orang,Nabi Isa hanya 12 org)
Setelah beberapa abad lamanya dunia tak dipandu oleh seorang nabi dan ketika peradaban manusia semakin maju namun kehilangan moral dan nurani,(zaman Jahiliyah),
Maka Tuhan tak berkehendak diam,Dia turunkan Sang Pencerahnya kali yg terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.
Maka pada era inilah sepertinya Tuhan membuat suatu “Maklumat” baru,seolah
”MENGIKUTI ALUR SEPAK TERJANG MANUSIA” yakni dg
“DIBIARKAN MANUSIA BEBAS MEMILIH AGAMA,KEPERCAYAAN/SESEMBAHAN”,yang dianut/diyakini manusia itu masing-masing.
Jika Tuhan memang berkehendak bhw didunia ini dibiarkan banyak agama yg menjadi keyakinan umat manusia,tidak hanya berkehendak adanya satu agama saja,
Dengan demikian maka bukanlah Tuhan yg mentakdirkan si A si B nya beragama Yahudi,Nasrani,Majusi ataupun Islam,tetapi manusia itu sendirilah yg memilihnya.
Jika di parodikan kedalam bahasa prokem,maka Tuhan berkata,
“Silahkan,loe-loe pada milih agama,wat nyembah Tuhan pilihan maunya loe semua,tapi ni gw punya petunjuk pilihan buat loe pada…”
(QS.20. Thaahaa:123),(QS.39. Az Zumar:41),(QS.10. Yunus:108),(QS.47. Muhammad:17),(QS.34. Saba’:50),(QS.32. As Sajdah:26),)QS.27. An Naml:77)
Maka pada masa setelah Nabi Isa AS itulah Tuhan mengutus Nabi yg terakhir untuk membawa risalah “KEMBALI PADA KEMURNIAN AGAMA TAUHID/MONOTHEISME”,yakni :
Agama yang dibawa oleh para Rasul sejak dahulu kala, yang adalah agama Adam hingga Ibrahim,Musa dan Isa AS,yang Tuhan menamakannya “GOLONGAN MUSLIMIN” dengan satu konsep simple yg terbebas dari unsure PENYEKUTUAN SESEMBAHAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA,dg konsep Ketuhanan yang “TIADA TUHAN SELAIN ALLAH”(Lailahailalloh,Muhammad rasulullah).
Demikianlah Tuhan mengutus Muhammad SAW untuk memberi peringatan bagi seluruh umat manusia agar kembali pada petunjuk yg mengajak manusia yang mau mengikutinya untuk menuju jalur keselamatan dan kesejahteraan abadi di bawah bendera “TIADA TUHAN SELAIN ALLAH,MUHAMMAD HANYA UTUSAN ALLAH”
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya. (An-Nisa’: 125)
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (Ali Imran: 83)
Maka,masing-masing umat beragama lain yg beraneka ragam itu yang tidak mau memilih agama yang direkomendasikan Tuhan itu,akan dipandang/dievaluasi,sbg “PENGIKUT BENDERA AGAMA-AGAMA PILIHANNYA SENDIRI-SENDIRI”. Yg akan di adili nanti di hari pengadilan akherat.
NILAI-NILAI ISLAM DARI SISI AGAMA :
Agama-agama yg ada didunia ini memiliki standarisasi dan karakteristik masing-masing,demikian pula Islam yg juga telah di proklamirkan sebagai Agama oleh Nabi Muhammad SAW pada hari Haji Wada’.untuk penduan kehidupan umat manusia yang mau mengikutinya,maka memiliki tatanan dan aturan yg menjadi standar serta karakteristik tersendiri atau yg disebut “SYAREAT’ / S.O.P. yakni :
1. Dari sisi Hystorical : Jelas agama Islam ada sejak Nabi Adam,Nuh,Ibrahim,Musa,dan hingga Isa AS,hanya syareat/risalah /bentuk ibadahnya yang berbeda antara masing-masing masa kenabiannya,namun tetap berciri satu konsep yakni TAUHID/MONOTHEISME MURNI. Dan doktrin agama ketauhidan yang dibawa oleh Muhammad SAW ini adalah merupakan S.O.P terakhir.
2. Dari sisi penamaan : Nama agama Islam tidak seperti agama yg lain,yg tidak diambil dari nama pencetusnya,nama tempat atau nama benda.(termasuk nama Nabi sebagai pembawa risalah-Nya,maka nama Muhammad,itu merupakan nama baru yg belum pernah ada sebelumnya,bahkan nama yang asing bagi telinga bangsa Arab).
3.Skoup/cakupan Risalahnya agama Islam ini bersifat global atau seruannya untuk seluruh alam semesta termasuk seluruh manusia apapaun agamanya,mengajak untuk kembali kepada ajaran TAUHID/MONOTHEISME MURNI.
4.Dari sisi KOMPETISI agama-agama yang tergelar di dunia ini,maka Islam adalah agama yg diridhoi Tuhan ,dan yg akan dimenangkan/diunggulkan nanti diakherat,dihari pengadilan.
-“… Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atasmu. Dan Aku pun ridha Islam sebagai agama bagimu….”
(QS. Al-Maa’idah : 3).
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi”.
(QS.48. Al Fath:28)
(Ini bukan penilaian manusia atau orang Islam,tetapi ini perkataan Tuhan dlm Al-Qur’an).
(maka sebagai seorang Muslim tak perlu menyeru kepada orang yg lain agama dg perkataan, “Agamaku yg paling benar,yang lain kafir…!”).
NILAI-NILAI ISLAM TERURAI DALAM AL-QUR’AN :
1.Memiliki kitab suci (Al-Qur’an) yang kandungan ayatnya berani mengatakan mengadakan tantangan kepada seluruh makhluk di seantero alam semesta,untuk menandingi kehebatan,kesempurnaan serta susunan tata bahasanya,serta dijaga keasliannya.
Kalimat tantangan ini tidak dimiliki oleh kitab suci agama-agama lain.
2.Kandungan ayat,susunan kalimat,tata bahasanya dalam kitab suci (Al-Qur’an) akan selalu terjaga keasliannya sejak dahulu hingga sekarang ya seperti itu susunannya,kandungannya satu hurufpun tak berubah
Dan jika ada yg merubah,menambah-nambah,maka akan langsung diketahui,karena Nabi Muhammad memisahkan antara wahyu dengan perkataan sunnahnya.
Maka,ayat-ayat dalam Al-Qur’an murni qalam wahyu Tuhan,sedangkan kalimat yg menjadi perkataan dirinya (As-Sunnah) tidak dimasukkan sebagai bagian dalam Al-Qur’an,tetapi masuk ke dalam rangkuman Al-Hadits.
3.Ayat-ayat dlm kitab suci Al-Qur’an berisi berita-berita yg telah terjadi dan yang belum terjadi serta selalu terbuktikan kejadiannya/kebenarannya dan tak lekang oleh zaman.
4.Nilai-nilai Islam dan Al-Qur’an mengakui keberadaan serta memurnikan kitab-kitab suci sebelumnya yakni Zabur,Taurat dan Injil serta shuhuf-shuhuf para Rasul,bahkan mengakui keberadaan para Nabi sebelumnya yakni sejak Idris,Nuh,Ibrahim,Musa dan Isa AS dg memberi penghormatan yg sangat tinggi sebagai suri tauladan yg baik.
Ini tidak terdapat dalam kitab-kitab suci agama lain.
BAGAIMANA CARA MENJADI ISLAM :
Islam adalah agama yang mudah,tetapi krn budaya setempat yang menyebabkan Islam kadang kelihatan jadi susah.
“Mudahkan yg mudah jangan dibuat susah,sampaikan berita gembira jangan ditakut-takuti” (Sahih Bukhari)
Hadith di atas menunjukkan Islam adalah agama yang mudah.
Begitu juga hukum hakam dalam Islam untuk memudahkan manusia menjalani kehidupan di dunia sebagai Khalifah dimuka bumi. Jadi janganlah kita membuatnya susah hanya karena terjebak pada persengketaan dalil.
Maka cukup jalankan tiga tahapan ini,yakni IMAN-ISLAM DAN IKHSAN :
1.Doktrin agama Islam sangat jelas yakni yakni Tauhidisme,tahap gerbang pertama haruslah BERIMAN (jamak=Mukmin),yakni beriman terhadap pilar-pilar keimanan (Rukun Iman) :
–Yakni percaya lahir batin adanya Tuhan, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhirat dan percaya terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”.
2.Setelah memiliki benteng keimanan,maka barulah seseorang menuju menjadi golongan MUSLIM yg secara standard mesti harus melaksanakan rukun Islam,yakni
-Melaksanakan amalan-amalan lahiriyah dan batiniyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.
Dan sebelumnya menyatakan ikrar/deklarasi “PERSAKSIAN/SYAHADAT”.,maka Syahadat ini merupakan pembuka “signal Teletransmiter”,yakni membuka diri dari kesadaran hati yg paling dasar pada diri orang tersebut dg Tuhannya dg bersaksi mengakui akan Ke-Esaan Tuhan tanpa reserve,serta mengakui bahwa Muhammad SAW hanyalah seorang utusan-Nya (bukan salah satu unsure Tuhan).
3. Bersikap konsisten/khusyu/istikomah lahir dan batin yg disebut Ikhsan :
Nabi ketika ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi SAW bersabda,
-“Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”.
PILAR-PILAR ISLAM YANG WAJIB DIJADIKAN SEBAGAI LAKU PERBUATAN SEHARI-HARI OLEH PENGIKUT ISLAM :
1. Alloh telah menetapkan perintah agar kaum beriman hanya menyembah kepada Alloh dg tidak menyekutukan-Nya dg Ilah-ilah lain.
-Al-Baqarah:21-22,-An-Nisaa:36,
Jalan lurus hanya dg menyembah Alloh Yang Maha Esa.-Ali-Imran:51
Sebab Alloh Sang Pencipta,Yang Maha Memelihara,Yang Maha Melihat,Maha Halus,Maha Mengetahui.-Al-An’am:101-103
Meliputi segala sesuatu.-Al-‘Araf:89 , Al-Anfal:47 , Hud:92
,juga meliputi seluruh manusia,Al-Isra’:60
2. Wajib menjadikan Nabi Muhammad SAW sbg satu2nya cermin yg membias pd setiap gerak langkah seorang Muslim,baik dlm berpikir,berkata,bersikap dan berperilaku.
Sebab Muhammad SAW adalah perwujudan dari akhlak mulia (Al-Khuluq Al-Karim),yakni sbg cermin yg mengantarai,menghubungkan antara Sang Pencipta dan yg diciptakan (Al-Khalaq).
Semakin kuat kita mengejawantahkan akhlaq mulia yg telah diteladankan oleh Muhammad SAW,semakin dekatlah kita kepada-Nya,ibarat bayangan yg semakin dekat kpd yg bercermin.
3.Berbuat manfaat pada diri sendiri serta pada orang-orang disekeliling kita serta pada alam semesta.
-NILAI-NILAI ISLAM YG TERCERMIN DARI LAKU PERBUATAN NABI MUHAMMAD SAW BAGI SEORANG YG ISLAM ADALAH :
Silahkan buka link ini :
TINGKATAN KEILMUAN DALAM ISLAM :
Setelah secara standard seorang yg telah menjadi Islam,dan melaksanakan ibadah serta menjalani kehidupan secara standar sesuai syare’at Islam,maka kedepannya dihamparkan khazanah pendalaman ilmu-ilmu Islam yg dapat menghantarkan seseorang mendapatkan jenjang/tingkatan kedalaman ilmu yang semakin tinggi derajatnya/maqamnya.
TINGKATAN PENCAPAIAN DERAJAT SESEORANG DALAM ISLAM SBB:
1.Tingkat dasar / Syare’at
2.Tingkat Thareqat
3.Tingkat Hakekat
4.Mencapai tingkat Taqwa
5.Hingga dapat mencapai Maqam yang mulia (Karim)
Kesimpulan:
1.Makna Islam yang benar adalah berserah diri hanya kepada Allah dengan Tauhid (menyembah hanya kepada-Nya), mengikat diri kepada-Nya dengan keta’atan, dan berlepas diri dari kesyirikan (menyekutukan Allah) dan pengikutnya. Berbuat manfaat pada diri sendiri serta pada orang-orang disekeliling serta pada alam semesta.
2. Islam adalah Ketundukan
·Allah menciptakan alam semesta, kemudian menetapkan manusia sebagai hambaNya yang paling besar perannya di muka bumi. Manusia berinteraksi dengan sesamanya, dengan alam semesta di sekitarnya, kemudian berusaha mencari jalan untuk kembali kepada Penciptanya. Tatkala salah berinteraksi dengan Allah, kebanyakan manusia beranggapan alam sebagai Tuhannya sehingga mereka menyembah sesuatu dari alam. Ada yang menduga-duga sehingga banyak di antara mereka yang tersesat. Ajaran yang benar adalah ikhlas berserah diri kepada Pencipta alam yang kepada-Nya alam tunduk patuh berserah diri (An-Nisa: 125). Maka, Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang terdapat di alam semesta (tidak tertulis) maupun Kitabullah yang tertulis (Alquran).
3.Islam adalah Wahyu Allah
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran: 19)
Islam merupakan satu-satunya agama yang bersandar kepada wahyu Allah secara murni. Artinya, seluruh sumber nilai dari nilai agama ini adalah wahyu yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya terdahulu. Dengan kata lain, setiap Nabi adalah muslim dan mengajak kepada ajaran Islam.
4. Islam adalah Agama Para Nabi dan Rasul
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون
Dan Ibrahim Telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”. (Al-Baqarah: 132)
Nabi-nabi lain pun mendakwahkan ajaran Islam kepada manusia. Mereka mengajarkan agama sebagaimana yang dibawa Nabi Muhammad saw. Hanya saja, dari segi syariat (hukum dan aturan) belum selengkap yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Tetapi, ajaran prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama. Nabi Muhammad saw. datang menyempurnakan ajaran para Rasul, menghapus syariat yang tidak sesuai dan menggantinya dengan syariat yang baru.
قُلْ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Katakanlah: “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan Hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan diri.” (Ali Imran: 84)
5. Islam adalah Hukum-hukum Allah di dalam Alquran dan Sunnah :
·Orang yang ingin mengetahui apa itu Islam hendaknya melihat Kitabullah Alquran dan Sunnah Rasulullah. Keduanya, menjadi sumber nilai dan sumber hukum ajaran Islam. Islam tidak dapat dilihat pada perilaku penganut-penganutnya, kecuali pada pribadi Rasulullah saw. dan para sahabat beliau. Nabi Muhammad saw. bersifat ma’shum (terpelihara dari kesalahan) dalam mengamalkan Islam.
·Beliau membangun masyarakat Islam yang terdiri dari para sahabat yang langsung terkontrol perilakunya oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadi, para sahabat Nabi tidaklah ma’shum bagaimana Nabi, tapi mereka istimewa karena merupakan pribadi-pribadi dididik langsung Nabi Muhammad. Islam adalah akidah dan ibadah, tanah air dan penduduk, rohani dan amal, Alquran dan senjata ampuh. Pemahaman yang seperti ini telah dibuktikan dalam hidup Nabi, para sahabat, dan para pengikut mereka yang setia sepanjang zaman.
6. Islam adalah Jalan Allah Yang Lurus
Islam merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi seorang muslim. Baginya, tidak ada agama lain yang diyakini selain Islam. Karena ini merupakan jalan Allah yang lurus yang diberikan kepada orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah.
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”. (Al-An’am: 153)
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui”. (Al-Jaatsiyah: 18)
7. Islam Pembawa Keselamatan Dunia hingga Akhirat
Sebagaimana sifatnya yang bermakna selamat sejahtera, Islam menyelamatkan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
Keselamatan dunia adalah kebersihan hati dari noda syirik dan kerusakan jiwa. Sedangkan keselamatan akhirat adalah masuk surga yang disebut Daarus Salaam.
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam)”. (Yunus: 25)
Dengan tujuh prinsip di atas, kita dapat memahami kemuliaan dan keagungan ajaran agama Allah ini. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Islam itu tinggi dan tidak ada kerendahan di dalamnya.” Sebagai ajaran, Islam tidak terkalahkan oleh agama lain. Maka, setiap muslim wajib meyakini kelebihan Islam dari agama lain atau ajaran hidup yang lain. Allah sendiri memberi jaminan.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…”. (Al-Maa-idah: 3)
Semoga mendapat petunjuk-Nya,
Salam cahaya-Nya,
Kelana Delapan Penjuru Angin,
Jatinegara,02 Jul 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar